Secara umum kedatangan bangsa Eropa ke Asia termasuk Indonesia
dilandasi keinginan mereka untuk berdagang (gold), menyebarkan agama
(glory), mencari kemuliaan bangsa (gospel) & menyalurkan jiwa
penjelajah.
Sejak abad ke-13 rempah2 memang bahan dagang yang sangat
menguntungkan. Hal ini mendorong orang Eropa untuk mencari harta
kekayaan ini sekaligus menjelajah samudra. Awalnya, tujuan kedatangan bangsa Eropa ke Indonesia hanya untuk
membeli rempah2 dari para petani Indonesia, namun karena kebutuhan
industri di Eropa akan rempah2 semakin meningkat, akhirnya mereka
mengambil daerah daerah2 yang mereka kunjungi sebagai daerah
kekuasaannya. Bangsa Eropa melakukan monopoli perdagangan rempah-rempah dan
mengeruk kekayaan alam Indonesa sebanyak mungkin, sehingga Eropa menjadi
satu2nya pembeli bahan2 ini dan harga bahan2 tersebut juga ditentukan
oleh bangsa Eropa.
Bangsa Portugis
- Ekspedisi pertama untuk mencari jalan langsung ke Indonesia dirintis oleh Portugis & Spanyol. Bangsa lainnya : Inggris, Prancis, Belanda melakukan ekspedisi setelah kedua bangsa tersebut.
- Orang Portugis pertama yang mencoba mencari jalan ke Indonesia adalah Bartholomeus Diaz. Ia meninggalkan Portugal thn 1486, ia menyusuri pantai barat Afrika sampai tiba di Tanjung Harapan, namun gagal mencapai Indonesia.
- Setelah Bartholomeus Diaz menemukan jalan ke timur di Tanjung Harapan (Afrika Selatan), upaya mencari jalan ke Indonesia diteruskan oleh Vasco de Gama. Ia berangkat thn 1497 dan berhasil melewati Tanjung Harapan.
- Ekspedisi ini kemudian berhasil melewati selat di ujung selatan Laut Merah : Bab el Mandeb (Gapura Air Mata). Tahun 1498 Vasco de Gama tiba di Kalikut, India. Sejak saat itu perdagangan antara Eropa & India tidak lagi melalui jalur Laut Tengah tetapi menyusuri pantai timur Afrika.
- Kolonialisme Portugis di Indonesia yang pertama dimulai sejak kedatangan Alfonso d’Albuquerque di Maluku. Tahun 1511, ekspedisi Portugis di bawah pimpinannya berhasil menaklukkan Malaka. Dari sana mereka pergi ke Maluku & diterima baik oleh raja Ternate, mereka diperbolehkan berdagang & membangun benteng.
- Pelopor dari Spanyol yag mencari jalan langsung ke Indonesia adalah Chritopher Colombus, yang berlayar dengan 3 buah kapal.
- Rute perjalananannya berbeda dengan Portugis, Colombus berlayar kea rah Barat melewati Samudra Atlantik & tiba di kepulauan Bahama, Amerika. Tapi, ia mengira bahwa ia telah sampai di India, maka ie menamakan daerah itu sebagai kepulauan India & penduduknya disebut Indian.
- Selanjutnya, ekspedisi dipimpin oleh Hernando Cortez (1519) yang berhasil menaklukkan & merampas kekayaan suku Astek di Meksiko.
- Pada thn 1519, orang Portugis yang bernama Ferdinand Magelhaens yang bekerja pada pemerintah Spanyol berhasil mencapai Kepulauan Massava (Filipina). Ia berangkat melalui Samudra Atlantik, ujung Amerika Selatan, lalu masuk ke Samudra Pasifik. Tiba di Filipina pada thn 1521. Tapi pada saat ia mencoba mengatasi perang antar suku di Cebu, Filipina, ia terbunuh.
- Magelhaens digantikan oleh Del Cano. Dalam perjalanan kembali ke Spanyol, mereka singgah sebentar di Tidore. Sejak saat itu, Tidore & Spanyol menjalin kerja sama dalam bidang perdagangan serta diperkuat dengan membangun benteng Spanyol di Tidore.
- Kondisi ini mengancam keberadaan Portugis di Ternate. Selain itu, Ternate & Tidore juga sudah bermusuhan sejak lama, sehingga Portugis dibantu Ternate melawan Tidore-Spanyol. Benteng Spanyol direbut oleh Portugis. Namun dengan perantara Paus di Roma Portugis & Spanyol mengadakan perjanjian Zaragosa yang menetapkan : Maluku dikuasai Portugis, Filipina dikuasai Spanyol.
- Kedatangannya dirintis oleh Sir Francis Drake & Thomas Cavendish.
- Pada thn 1579, Francis Drake berlayar ke Indonesia mengikuti jalur yang dilalui Magelhaens dan berhasil membawa rempah2 dari Ternate kembali ke Inggirs lewat Samudra Hindia.
- Selanjutnya, ekspedisi dilanjutkan oleh Thomas Cavendish melalui jalur yang sama.
- Berdasarkan pengalaman 2 pelaut tersebut, Ratu Elizabeth I meningkatkan pelayaran internasionalnya. Dilakukan untuk menggalakkan ekspor wol demi menyaingi Spanyol & mencari rempah2.
- Sejak 31 Desember 1600, Ratu Elizabeth memberi hak istimewa pada EIC untuk mengurus perdagangan di Asia.
- Kolonialisme Inggris di Hindia Belanda dimulai thn 1604, sejak pertama kali tibam EIC mendirikan kantornya di Ambon, Aceh, Jayakarta, Banjar, Jepara, Makassar. Tetapi armada Inggris tidak mampu menyaingi armada Belanda, karena rakyat tidak suka dengan cara berdagang EIC yang memaksa & menurut aturannya sendiri. Pada akhirnya EIC pindah ke India.
- Van Neck adalah armada Belanda yang pertama kali berusaha mencapai Indonesia, tapi gagal.
- Pada thn 1595, armada Belanda pimpinan Cornelis de Houtman & Pieter Kaizer berangkat menuju Indonesia. Mereka menyusuri pantai barat Afrika & sampai ke Tanjung Harapan. Kemudian mereka melewati Samudra Hindia & masuk ke Indonesia melalui Selat Sunda, lalu tiba di Banten.
- Dari Banten, mereka ingin ke Maluku untuk membeli rempah2, tapi mereka gagal. Cornelis de Houtman kembali ke negrinya thn 1597 & disambut sebagai penemu jalan ke Indonesia.
- Awalnya Belanda memang kalah dari Portugis. Namun lama-kelamaan armada Belanda semakin banyak & Portugis semakin terdesak. Dan akhirnya Portugis terusir dari Maluku, yang menandakan era kolonialisme Belanda di Indonesia. Pedagang2 Belanda semakin banyak datang ke Indonesia.
Kebijakan Bidang Ekonomi
- Portugis
Di Indonesia, Portugis pertama kali datang ke Maluku dan diterima baik oleh Sultan Ternate
Kebaikan Sultan Ternate sebenarnya mempunyai maksud, yaitu untuk
mengurangi ancaman Kerajaan Tidore, menjalin kerja sama dengan Portugis
supaya Tidore tidak berani menyerang, sebab mereka bermusuhan sejak lama
Situasi ini dimanfaatkan oleh Portugis dengan sebaik mungkin.
Portugis menerima imbalan yang disetujui Sultan Ternate, yaitu: hak
monopoli perdagangan di Kerajaan Ternate
- Inggris
Menanamkan pengaruh ekonomi dengan adanya EIC yang berhasil menjalin
hubungan dengan kerajaan Kesultanan Aceh, Kerajaan Banjar, Jayakarta,
Gowa.
EIC gagal menanamkan dominasi perdagangannya di Indonesia karena EIC
terlalu memaksakan pola perdagangannya menurut aturan2 yang mereka
tetapkan, sehingga kurang didukung penguasa setempat.
EIC juga kalah bersaing dengan armada Belanda.
- Belanda
Tahun 1602 Belanda memiliki serikat dagang yang bernama VOC (Persekutuan Dagang Hindia Timur)
VOC dibentuk untuk mengatasi persaingan antar pedagang2 Belanda.
VOC dipimpin oleh De Heren Zeventien & Pieter Both sebagai gubernur jendral pertama.
VOC awalnya berpusat di Ambon, tapi sejak kepemimpinan Jan Pieterzoon
Coen, pusat VOC dipindah ke Jayakarta yang namanya diubah menjadi
Batavia.
Kehadiran VOC di Jayakarta menimbulkan persaingan dengan Portugis,
namun dengan kelicikannya, VOC berhasil mempengaruhi penguasa Banten
untuk mencabut hak dagang Portugis. Tgl 13 Mei 1619 VOC mendapat hak
monopoli penuh di Jayakarta yang saat itu namanya diganti meenjadi
Batavia.
Bidang Politik
Perluasan pengaruh politik VOC umumnya dilakukan dengan berbagai
perjanjian yang disebabkan adanya konflik dengan penguasa setempat,
antar penguasa (salah satu penguasa minta bantuan VOC), serikat dagang
Eropa lainnya.
Di Maluku VOC mengadakan perjanjian dengan kerajaan Hitu &
Ternate untuk menghadang pengaruh Portugis, serta memaksa penguasa
Ternate untuk menandatangani perjanjian yang mengakui kekuasaan VOC.
Di Jawa VOC mempengaruhi penguasa Banten untuk menanamkan dominasinya
di kerajaan tersebut. VOC mengubah nama Jayakarta menjadi Batavia
sesuai dengan nama bentengnya.
VOC memaksa kerajaan Mataram untuk mengakui kekuasaannya dengan Perjanjian Giyanti (1755) & Salatiga (1757)
Di Sulawesi VOC memaksa Kerajaan Gowa menandatangani Perjanjian
Bongaya. Dengan semua ini, VOC telah menanamkan pengaruh hingga ke
daerah2 di Nusa Tenggara.
Bidang Sosial Budaya
- Kebijakan pemerintah colonial sangatlah terbatas, karena perhatian difokuskan pada bagaimana caranya mengeruk kekayaan Indonesia sebanyak mungkin.
- Gaya hidup berbeda dalam kampong di halaman Eropa melahirkan perkawinan & koneksi.
- Sejak 1650-an mulai terlihat kebiasaan berlebihan dalam gaya hidup di Batavia. Seperti : rumah2 mewah, kereta, cara berpakaian, jumlah budak yang dimiliki, pesta2,dll. Kebiasaan ini merasuki kalangan pegawai VOC & warga sipil yang kaya sehingga menyuburkan persaingan tentang pamer kekayaan.
- Pada tgl 30 Desember 1754 Gubernur Jendral Jacob Mossel mengeluarkan “Reglement Terbeteugeling van Pracht en Praal” yang terdiri dari 12 pasal (124 ayat) yang mengatur sampai sekecil-kecilnya urusan berpakaian, kepemilikkan kereta, budak, dsb
- Portugis
Setelah menguasai salah satu pusat perdagangan di Asia Tenggara, Portugis memperluar kekuasaannya ke Maluku
Di Maluku sering terjadi pertentangan seperti : antara Kerajaan Hitu & Seram dan antara Kerajaan Ternate & Tidore
Portugis memanfaatkan kesempatan ini untuk memihak salah satu
kerajaan tersebut dan menanamkan dominasinya di Maluku. Portugis
mendapat hak monopoli perdagangan rempah-rempah di Hitu & Ternate
karena telah memihak pada kerajaan tersebut.
- Inggris
Abad ke-16 sampaj 18 Inggris melalui EIC gagal memonopoli perdagangan
di Indonesoa, sehingga perluasam pengaruh politiknya tidak begitu
besar.
Abad ke-19 di bawah pimpinan Raffles, Inggris dapat menanamkan
pengaruh politik meskipun hanya di Jawa. Raffles membagi Pulau Jawa
menjadi 16 keresidenan dan tiap keresidenan tersebut dibentuk badan
pengadilan (landraad)
D. Pengaruh Kebijakan Pemerintah Kolonial terhadap Rakyat Indonesia
- Terhadap Kehidupan Ekonomi
Kebijakan monopoli yang telah diterapkan sejak Portugis hingga
Belanda mendatangkan kesengsaraan bagi rakyat, karena rakyat tidak
memiliki kebebasan untuk menjual/menentukan harga hasil panen.
Seluruh hasil panen dijual pada pemerintah kolonial dan pemerintah
menentukan harga yang menguntungkan bagi mereka bukan bagi rakyat.
VOC tidak segan2 menggunakan senjata seperti :
- Kapal Hongi : kapal kecil milik VOC untuk mengejar & menenggelamkan pedagang bangsa lain yang ketahuan akan membeli rempah2 di Indonesia dengan harga tinggi.
- Hak Ekstirpasi : hak pembatasan pohon rempah2. Jika jumlah pohonnya melebihi yang telah ditetapkan VOC, maka pohonnya dibinasakan
- Terhadap Kehidupan Politik
Penguasa lokal seperti raja, sultan, adipati tidak memiliki kekuasaan
karena sering dicampuri urusannya oleh pemerintah kolonial. Hal ini
berakibat pada adanya pembagian hak monopoli untuk pemerintah colonial.
Dalam kenyataannya, para penguasa memang berkuasa terhadap wilayahnya
secara de jure/hukum, tapi secara de facto/nyata pemerintah colonial
yang berkuasa. Misalnya : dalam pergantian tahta, pengangkatan jabatan,
penentuan kebijakan tertentu, pemerintah colonial sering ikut campur
& tidak jarang penguasa lokal harus kehilangan kekuasaan &
haknya.
- Terhadap Kehidupan Sosial
Setelah kedatangan bangsa Barat, para penguasa lokal hanya menjadi
pegawai pemerintah kolonial, sehingga derajat mereka seolah-olah turun
di mata rakyat.
Munculnya kasta berdasarkan golongan :
- Kelompok Masyarakat Eropa (kaum kolonial) : memiliki hak tertentu seperti dilayani
- Kelompok Masyarakat Bangsawan : terdiri dari keluarga istana & pegawai pemerintah kolonial
- Kelompok Masyarakat Jelata
- Terhadap Kehidupan Budaya
Kedatangan bangsa Barat ke Indonesia menimbulkan akulturasi, terutama di Jawa. Budaya mereka berpengaruh pada budaya lokal.
Dalam masyarakt pribumi di kalangan bangsawan muncuk tradisi dansa.
Banyak tradisi lokal yang luntur akibat campur tangan Belanda.
E. Perbedaan Pengaruh Kolonial Daerah-Daerah di Pulau Jawa & Luar Pulau Jawa
Kedatangan Bangsa Barat ke Indonesia dipusatkan pada aspek ekonomi,
yaitu untuk menguasai sentra2 produksi & jalur pemasaran.
Pengaruh pemerintahan Portugis sangat dirasakan di daerah rempah2
seperti Maluku, Samudra Pasai & Minangkabau. Portugis berhasil
memonopoli perdagangannya. Sedangkan daerah2 lain Portugis gagal
memonopoli perdagangannya.
Pengaruh kekuasaan Inggris pada masa EIC kurang dirasakan karena kalah bersaing dengan VOC
Pengaruh kekuasaan Belanda pada masa VOC sangat dirasakan di daerah
sentra produksi & pusat perdagangan seperti L Maluku, Banten,
Batavia, Mataram Gowa.
Di Daerah Jawa, VOC menanamkan pengaruhnya secara tidak langsung,
yaitu melalui penguasa2 lokal. Mereka berusaha mempengaruhi penguasa
lokal supaya diberi hak istimewa untuk monopoli.
Di luar Jawa, VOC menanamkan pengaruhnya secara langsung, yaitu di
Sumatra, Kalimantan, Maluku, Sulawesi. Belanda memerintah rakyat secara
langsung. Contohnya di Maluku, Belanda langsung memonopoli perdagangan
& membatasi kekuasaan penguasa lokal.
Penanaman cengkeh di Maluku hanya dibolehkan di Banda & Ambon.
Lalu tiap tahun pohon rempah2 yang ditanam tanpa izin akan dihancurkan
dengan pelayaran Hongi, sehingga rakyat Ternate-Tidore menjadi miskin.
Selain itu, orang2 pribumi juga menerima gaji yang rendah